Teknologi komunikasi bergerak yang semakin terjangkau berhasil
menempatkan ponsel di saku hampir semua manusia di bumi ini. Kini kita
dapat berkomunikasi hampir di mana pun dan kapan pun dengan amat
mudahnya.
Di balik sisi positifnya, ada juga sisi negatifnya. Ponsel sering kali
menjadi kambing hitam untuk melontarkan kebohongan-kebohongan kecil.
Berikut beberapa kebohongan yang sering dilontarkan saat kita
berkomunikasi dengan ponsel.
"Nggak dapat sinyal!"
Alasan
ini sering dilontarkan jika ingin mengakhiri percakapan dengan segera.
Faktanya, dengan semakin baiknya pencakupan layanan operator
telekomunikasi, kehilangan sinyal kini semakin jarang jika dibandingkan
beberapa tahun yang lalu. Alasan ini juga sama populernya dengan
kehabisan baterai dan tidak mendengar nada dering.
"Maaf, lagi meeting..."
Inilah
kebohongan kecil yang paling populer untuk menangkal "serangan" telepon
dari berbagai telemarketer seperti agen asuransi, sales kartu kredit
dan sebagainya. Sedikit pembelaan, jika Anda memang sedang bertemu
dengan teman, alasan ini bukan kebohongan karena istilah meeting sendiri juga bisa berarti ketemuan.
"Ini udah dekat, tinggal belok kok.."
Mengingat
lawan bicara tidak bisa memantau pergerakan kita, maka inilah alasan
yang paling mudah dikemukakan saat terlambat memenuhi janji. Alasan
serupa antara lain, "Sudah jalan nih...", "Iya, ini lagi manasin mobil..."
"Maaf, ini bukan bapak/ibu A"
Menyangkal
identitas ternyata juga merupakan cara populer untuk menghindari
telepon yang tidak diinginkan. Biasanya sering digunakan untuk
menghindari penawaran kartu kredit, KTA dan asuransi.
Menyuruh teman atau orang lain mengangkat
Dengan
cara yang ini, kita secara langsung meminta teman atau orang di dekat
kita untuk ikut berbohong. Biasanya kalimat yang dilontarkan, "Oh, si A
sedang di kamar kecil atau hapenya ketinggalan."
Kamis, 25 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar