Kamis, 25 Oktober 2012

Kebohongan Saat Berkomunikasi dengan Ponsel

Teknologi komunikasi bergerak yang semakin terjangkau berhasil menempatkan ponsel di saku hampir semua manusia di bumi ini. Kini kita dapat berkomunikasi hampir di mana pun dan kapan pun dengan amat mudahnya.


Di balik sisi positifnya, ada juga sisi negatifnya. Ponsel sering kali menjadi kambing hitam untuk melontarkan kebohongan-kebohongan kecil. Berikut beberapa kebohongan yang sering dilontarkan saat kita berkomunikasi dengan ponsel.

"Nggak dapat sinyal!"
Alasan ini sering dilontarkan jika ingin mengakhiri percakapan dengan segera. Faktanya, dengan semakin baiknya pencakupan layanan operator telekomunikasi, kehilangan sinyal kini semakin jarang jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Alasan ini juga sama populernya dengan kehabisan baterai dan tidak mendengar nada dering.

"Maaf, lagi meeting..."
Inilah kebohongan kecil yang paling populer untuk menangkal "serangan" telepon dari berbagai telemarketer seperti agen asuransi, sales kartu kredit dan sebagainya. Sedikit pembelaan, jika Anda memang sedang bertemu dengan teman, alasan ini bukan kebohongan karena istilah meeting sendiri juga bisa berarti ketemuan.

"Ini udah dekat, tinggal belok kok.."
Mengingat lawan bicara tidak bisa memantau pergerakan kita, maka inilah alasan yang paling mudah dikemukakan saat terlambat memenuhi janji. Alasan serupa antara lain, "Sudah jalan nih...", "Iya, ini lagi manasin mobil..."

"Maaf, ini bukan bapak/ibu A"
Menyangkal identitas ternyata juga merupakan cara populer untuk menghindari telepon yang tidak diinginkan. Biasanya sering digunakan untuk menghindari penawaran kartu kredit, KTA dan asuransi.

Menyuruh teman atau orang lain mengangkat
Dengan cara yang ini, kita secara langsung meminta teman atau orang di dekat kita untuk ikut berbohong. Biasanya kalimat yang dilontarkan, "Oh, si A sedang di kamar kecil atau hapenya ketinggalan."

0 komentar:

Posting Komentar